Photobucket

085840316900

Senin, 09 Februari 2009

Masa KEcil KAng ALda



Masa KEcil KAng ALda

Nama lengkapku Arlanda Ghazali Langitan. Aku biasa dipanggil Alda. Aku lahir di Bandung, satu tahun lebih tua dari Qibil, atau tepatnya 8 November 1981.

Waktu kecil, aku termasuk anak yang pendiam. Meski pendiam, aku sering dijewer ibu karena kalau main sering sampai jauh dan bahkan hingga malam. Aku kadang sebal sama ibu, soalnya ibu tidak tahu kalau aku main sampai malam itu karena bermain di masjid. Sambil bermain, aku dan teman-temanku sekalian belajar mengaji di sana. Malah aku pernah hingga menginap di masjid setelah selesai belajar mengaji. Menurut aku, main hingga malam sambil belajar mengaji di masjid itu bukan hal yang negatif. Maka, aku cuek saja jika dimarahi ibu soal yang satu ini.

Sekolah pertamaku adalah TK Pertiwi 4 Antapani Bandung. Meski terbilang pendiam, aku bisa jahil juga lho! Aku pernah menjatuhkan teman dari ayunan hingga menangis keras. Tentu saja ibu guru marah padaku dan aku dinasihati macam-macam agar tak begitu lagi. 

Jika diminta menceritakan masa TK yang lainnya, aku sudah engga begitu ingat. Habisnya, sudah terlalu lama sih. Tetapi jika cerita waktu SD, ada sebagian yang masih aku ingat. Oya, aku bersekolah di SD Pertiwi 1 yang juga di Antapani.

Meskipun aku adalah anak pendiam yang kadang-kadang jahil, tetapi untuk urusan pelajaran aku jagonya lho! Aku memang tidak jadi juara kelas sewaktu SD, namun ketika kelas VI, aku pernah mengikuti lomba cerdas cermat mewakili sekolahku di tingkat Kota Bandung. Masih teringat bagaimana gugupnya aku dan dua rekanku yang lain ketika harus menjawab pertanyaan yang sulit.

Aku sangat senang mata pelajaran matematika. Bagiku, belajar matematika itu mudah. Tak salah jika aku mengidolakan Ibu Rosi, guru matematika ketika SD. Mungkin karena aku senang matematika, aku jadi tak begitu kesulitan ketika menjawab soal-soal Ebtanas. Maka dari itu, Ibu Rosi tanpa segan memberiku nilai 10 di STTB. Wow, aku sangat senang sekali! Itu kan nilai yang jarang diberikan, baik di buku rapor maupun di STTB. Apalagi aku mendapat nilai 94 untuk keseluruhan STTB, rasanya waktu itu aku ingin berjingkrak-jingkrak saja.

Nah, itu tadi cerita aku semasa TK dan SD. Aku punya pesan untuk semua, jangan pernah berkata matematika itu susah. Karena jika mau memahami, lama-lama kalian juga akan menemukan mudahnya belajar matematika.

Sumber : Pikiran Rakyat Bandung.

Tidak ada komentar: